Sabtu, 02 Mei 2015

MAKALAH “KEKERASAN DAN PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK-ANAK DI BAWAH UMUR”


MAKALAH
“KEKERASAN DAN PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK-ANAK DI BAWAH UMUR”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia





Disusun Oleh : Nursyifa Maudina Hasanah
Tingkat/Kelas : I/Akuntansi B





FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KUNINGAN
Tahun 2013/2014




Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Illahi Rabbi atas segala limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Terima kasih saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah saya kali ini terutama kepada Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia ibu Ida Hamidah yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah saya kali ini
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  Mata Kuliah Bahasa Indonesia  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan dalam  pembuatan  makalah  saya  selanjutnya  dan mengharapkan kritik serta saran yang dapat membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya lebih baik lagi .

                                                                                                                  Kuningan,Mei 2014

                                                                                                                          Penyusun














BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Anak adalah anugrah titipan Tuhan Yang Maha Esa.Mereka adalah buah hati yang perlu dijaga . Menjaga Anak bukan perkara mudah ,maka tidak heran jika orangtua atau Pengasuh anak terkadang gerah dengan sikap anak yang rewel ,tidak bias diatur, dan terkadang susah untuk mengerti secara langsung apa yang kita katakan.Keadaan anak yang seperti ini terkadang memicu emosi para orang tua dan orang –orang terdekat yang mengasuh anak,selain itu karena dorongan ekonomi rumah tangga yang tidak stabil ,dan berbagai permasalahan yang tengah dihadapi memicu orang tua dan orang-orang yang tengah  mengasuh anak menjadi stress ,akibatnya orang tua dan pengasuh anak biasanya melampiaskan emosinya pada anak yang bahkan tidak mengerti apa-apa.
Banyak berita di media saat ini tengah membahas kekerasan dan Pengaiayaan yang terjadi hampir di seluruh penjuru Indonesia. Banyak penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku kekerasan dan penganiayaan yang terjadi pada anak-anak di bawah umur.
Dalam Makalah kali ini akan menjelaskan Masalah yang terjadi dan tengah di bahas media masa yaitu mengenai “KEKERASAN DAN PENGANIAYAAN YANG TERJADI PADA ANAK DI BAWAH UMUR”

1.2 RUMUSAN MASALAH
·      Apa saja kekerasan dan penganiayaan yang terjadi terhadap anak ?
·      Bagaimana dampak dan akibat dari kekerasan dan penganiayaan yang terjadi terhadap anak-anak ?
·      Berapa  kasus Kekerasan dan penganiayaan yang telah terjadi di Indonesia  ?
·      Bagaimana cara mengetahui CIRI-CIRI anak yang menjadi tindak kekerasan dan penganiayaan ?
·      Apa saja cara untuk mencegah kekerasan yang terjadi pada anak di bawah umur ?



1.3 TUJUAN
·      Mengetahui apa saja kekerasan dan penganiayaan yang terjadi terhadap anak
·      Mengetahui dampak dan akibat dari kekerasan dan penganiayaan yang terjadi terhadap anak-anak
·      Mengetahui berapa  kasus kekerasan dan penganiayaan yang telah terjadi di indonesia 
·      Mengetahui  ciri-ciri anak yang menjadi tindak kekerasan dan penganiayaan
·      Dapat mencegah kekerasan yang terjadi pada anak di bawah umur ?
































BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PEMBAHASAN MASALAH
Kekerasan dan penganiayaan adalah tindakan menyakiti orang lain yang mengakibatkan adanya luka baik secara fisik,maupun kejiwaan seseorang atau mengakibatkan kerugian yang nyata terhadap kesehatan. Kekerasan dan Penganiayaan biasanya terjadi di kalangan anak-anak di bawah umur karena anak-anak tidak dapat membalas perlakuan yang telah ia dapati,lebih mudah di bujuk, lebih mudah untuk diancam dan lebih cenderung pendiam dan malu serta takut untuk mengungkapkan kekerasan dan penganiayaan yang telah di dapatinya.
Kekerasan terhadap anak di sebut Child abuse. Jenis-jenis kekerasan pada anak, yaitu kekerasan fisik dan kekerasan emosional. Kekerasan fisik adalah kekerasan yang menyebabkan adanya luka fisik yang di dapati seorang anak karena tendangan,pukulan,tinju,tamparan dan sentuhan lainnya yang menyakiti dan menimbulkan luka pada fisik seorang anak.
Kekerasan emosional yaitu kekerasan atau penganiayaan yang menyekiti hati, dan kejiwaan serta menyebabkan emosional menjadi tidak stabil.Bentuk kekerasan emosional yang terjadi pada seorang anak yaitu berupa ejekan, degradasi, perusakan harta benda, penyiksaan atau perusakan terhadap hewan peliharaan, kritik yang berlebihan, tuntutan yang tidak pantas atau berlebihan, pemutusan komunikasi, dan pelabelan sehari-hari atau penghinaan
Salah satu bentuk kekerasan yang menyangkut kekerasan atau penganiayaan fisik dan emosional seorang anak yaitu Pelecehan seksual yang biasa terjadi pada anak di bawah umur. Pelecehan seksual terjadi dan dilakukan oleh orang dewasa atau remaja yang lebih besar dari anak-anak untuk memenuhi nafsu birahinya. Pelecehan yang di dapati seorang anak memberikan luka fisik dan membuat kejiwaannya terganggu dan tidak stabil untuk anak-anak di bawah umur dalam masa pertumbuhan dan masa perkembangannya.
Kekerasan pada anak merupakan fenomena yang kompleks dengan penyebab yang bermacam-macam. Memahami penyebab kekerasan sangat penting untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap anak. Faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan pada anak antara lain yaitu gangguan mental/kejiwaan yang di derita orang yang melakukan kekerasan,tingkat kriminalitas, kemiskinan,pola asuh anak yang tidak baik, pengaruh media massa,dan riwayat penggunaan zat dan obat-obatan terlarang atau alkohol.



2.2. DAMPAK DARI KEKERASAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR
Kekerasan fisik dan emosional yang terjadi dan dilakukan oleh seseorang pada anak-anak di bawah umur mempunyai dampak tersendiri bagi anak sebagai korban dari kekerasan.
Kekerasan fisik yang terjadi kepada anak-anak biasanya menimbulkan dampak atau akibat terhadap fisik anak sehingga fisik anak-anak yang menjadi korban kekerasan biasanya mengalami memar, luka bakar, patah tulang, trauma kepala, cedera pada perut dan cedera lainnya pada tubuh karena berbagai bentuk kekerasan yang di dapatinya.
Kekerasan Emosional yang terjadi kepada anak-anak yang menjadi korban kekerasan biasanya mengalami trauma psikologis. Sebagian besar kasus kekerasan psikis atau emosi menyertai kejadian tindak kekerasan fisik atau kekerasan seksual  yang terjadi pada anak.

2.3 KEKERASAN DAN PENGANIAYAAN PADA ANAK-ANAK DI BAWAH UMUR  YANG TERJADI DI INDONESIA
Berdasarkan berita yang terdapat dalam BeritaKaltar.com Menurut penuturan Sekretaris Jenderal Komnas Anak Samsul Ridwan pihaknya mencatat hingga tahun ini jumlah pengaduan kekerasan anak sebanyak 3.023 kasus. Angka ini meningkat 60 persen dibandingkan tahun lalu, yang hanya 1.383 kasus.Dari jumlah tersebut, 58 persennya atau 1.620 merupakan kasus kejahatan seksual terhadap anak. Jadi, jika dikalkulasi, setiap hari Komnas menerima pengaduan sekitar 275 kasus.
Selain itu Menurut data  yang di peroleh dari PKT-RSCM, dari tahun 2000 sampai 2009 terdapat 2330 anak yang mengalami kekerasan seksual, terdiri dari 1206 (51,75%) kasus perkosaan anak perempuan, 964 (41,37%) kasus kekerasan seksual lain anak perempuan, dan 160 (6,88%) kasus kekerasan seksual anak laki-laki. Komisi Perlindungan Anak Indonesia beserta beberapa lembaga perlindungan anak lainnya melaporkan bahwa dari Januari sampai Juni 2008 terdapat 21.000 kasus kekerasan anak, dan sebanyak 12.000 anak (62,7%) merupakan korban kekerasan seksual. Korban terbanyak adalah anak usia 12-16 tahun, sedangkan pelaku terbanyak adalah orang yang tidak memiliki hubungan keluarga dengan korban. Tempat kejadian tersering adalah di rumah.
Kasus kekerasan anak di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan guncangnya keamanan di Indonesia bagi anak-anak terutama anak-anak di bawah umur. Meningkatnya kekerasan kepada anak-anak  yang terjadi di Indonesia membuat Indonesia tidak lagi aman terutama di mata para anak-anak dan orang tua sang anak.



 
 



2.4 CIRI-CIRI ANAK-ANAK YANG MENJADI TINDAK KEKERASAN
Ciri-ciri anak yang telah mengalami tindak kekerasan fisik dapat dilihat dari Luka yang terdapat pada tubuh anak. Jika terdapat Luka yang tidak jelas di sebabkan karna apa,anak mulai terlihat diam tak memberi penjelasan terhadap luka yang di dapatinya atau lukanya tidak sesuia dengan cerita yang di berikan atau dengan perkembangan anak,kecurigaan harus dilaporkan.Ketika anak sakit atau terluka, orang tua akan membawa mereka secepatnya untuk diperiksa. Terlambatnya mencari pertolongan medis meningkatkan kecurigaan ke arah penganiayaan atau penelantaran. Memar adalah gejala yang paling sering ditemukan pada child abuse dan dapat ditemukan di berbagai tempat di permukaan tubuh. Memar yang tidak disengaja, dari trauma benturan adalah yang paling sering ditemukan pada permukaan yang tipis di atas tulang seperti tulang kering, lengan bawah, dagu, dan alis. Memar pada bokong, punggung, genitalia, telinga, dan telapak tangan lebih jarang disebabkan karena kecelakaan. Anak dapat diracuni, dipukul, dibenturkan, dibakar, digigit, dicakar, atau ditusuk. Dari bentuk, kedalaman dan tipe luka dapat diketahui obyek yang digunakan. Tongkat, ikat pinggang, tangan, atau alat lain meninggalkan tanda yang spesifik. Memar yang baru biasanya berwarna biru, atau merah-keunguan. Memar yang sudah lama berwarna kuning, hijau, atau coklat. Memar dengan warna yang beragam di permukaan tubuh yang sama biasanya tidak sesuai dengan satu kejadian. Kulit yang gelap menyamarkan memar.
Tanda anak yang diabaikan (neglect) dapat berupa anak yang sering absen dari sekolah, mencuri atau mengemis makanan atau uang, atau kurang terpenuhinya kebutuhan perawatan gigi serta imunisasi. Anak juga sering terlihat kotor, bau, dan merokok. Pada orang tua dapat terlihat orang tua yang depresi, berperilaku aneh atau irasional, merokok, atau menggunakan obat-obatan.
Pada anak perlu dipikirkan mengalami pelecehan seksual (sexual abuse) jika terdapat perilaku seksual, gangguan tidur, timbul fobia, prestasi sekolah menurun, enuresis (mengompol), atau enkopresis (BAB tidak pada tempatnya). Anak juga dapat mengeluh nyeri, gatal, kemerahan, adanya sekret, atau perdarahan. Adanya kutu pada bulu mata juga perlu dicurigai adanya sexual abuse. Bila dijumpai tanda dan gejala seperti itu, segera periksakan ke dokter dan mencari pertolongan segera.
2.5 MENCEGAH TERJADINYA KEKERASAN TERHADAP ANAK-ANAK DI BAWAH UMUR
Kekerasan yang terjadi Biasanya dilakukan oleh orang tua atau pengasuh anak  yang memiliki emosional tinggi dan masalah-masalah lainnya sehingga kekerasan pada anak merupakan tindakan pelampiasan terhadap masalah yang tengah di hadapinya.untuk menghindarinya dan mengontrol emosi dapat dilakukan cara terlebih dahulu yaitu :
·         Luangkan waktu untuk diri sendiri.meluangkan waktu adalah cara tepat untuk mengontrol emosi yang meluap.luangkanlah waktu  untuk tenang sejenak dan usahakan  jangan timpakan persoalan pada anak.

·         Berpikirlah sebelum bertindak. Berfikir dengan pikiran jernih akan membantu anda dalam melakukan berbagai tindakan yang di rasa akan berakibat buruk.
·           Minta bantuan orang lain.Meminta bantuan orang lain atau saudara yang memahami tahapan perkembangan anak dan dapat di percaya dapat membantu anda dalam memahami dan mengasuh anak.
·         Perhatikan acara televisi dan games yang anak Anda lihat. Maraknya film kekerasan dan program TV dapat membahayakan dan mempengaruhi mereka.
Upaya mencegah kekerasan terhadap anak, perhatikan:
·         Aktiflah di komunitas Anda dan kenalilah tetangga Anda.  Tawarkan uluran tangan untuk mengurus anak-anak akan sangat membantu orang tua lepas dari ketegangan.
·         Menjadi relawan pencegahan kekerasan anak
·         Memahami dan mengetahui gejala atau ciri-ciri anak yang mengalami tindak kekerasan fisik maupun kekerasan emosional.
·         Laporkan jika Anda melihat kekerasan pada anak atau pengabaian anak.
·         Jika Anda  memiliki alasan mempercayai bahwa anak telah mengalami kekerasan, laporkanlah kepada polisi.
·         Jangan mudah percaya terhadap sikap orang-orang terdekat anak,usahakan sedikit menjaga jarak anak dengan orang lain terutama orang-orang yang tak di kenal anak.
·         Memberi pendidikan kepada anak mengenai sikap –sikap yang baik dan perlunya pengarahan terhadap anak agar tidak sembarangan percaya ke pada orang lain.











BAB III
KESIMPULAN
Anak merupakan anugrah dan titipan. Menjaga dan mendidik anak merupakan tugas utama para orangtua. Banyak anak yang telah menjadi korban dari kekerasan dan penganiayaan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan emosional. Kekerasan fisik dan kekerasan emosional biasanya dilakukan oleh orang-orang terdekat sang anak baik orangtua,tetangga, teman bermain yang terbilang lebih tua bahkan orang yang tak dikenal. Kekerasan yang di dapat sorang anak terutama anak-anak di bawah umur biasanya menyebabkan beberapa dampak negatif bagi sang anak seperti memar akibat pukulan,tendangan,tinju, dan lain-lain yang di sebabkan oleh kekerasan fisik,dan kekerasan emosional seperti gangguan kejiwaan,selalu merasa takut dan menjaga jarak kepada oranglain.
Anak-anak yang mengalami kekerasan biasanya malu dan takut untuk mengungkapkan kekerasan yang di dapatinya,untuk mengetahui ciri-ciri anak –anak yang telah mengalami kekerasan dapat dilihat dari bekas luka yang di dapatinya dan tak wajar, selain itu juga dari sikap anak yang tiba-tiba berubah menjadi pendiam,takut,sering mengigau dan selalu menjaga jarak terhadap orang-orang yang biasa dekat dengannya.
Cara untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak yaitu dengan tidak sembarangan mempercayai orang lain, melaporkan tindakan mencurigai jika yakin bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan kekerasan, mengetahui ciri-ciri anak yang telah terkena dampak dari kekerasan sehingga bisa lebih waspada,selain itu memberi arahan yang mudah di mengerti oleh anak untuk tidak terlalu percaya pada orang lain dan jika di rasakannya tindakan kekerasan maka laporkan tindakan yang di dapatinya kepada kedua orangtua,sehingga orang tua dapat mengambil tindakan atas kekerasan yang terjadi.








Daftar Pustaka

Palupi , A.. (2014,07 Mei). “Indonesia Darurat Kekerasan pada Anak”. Harian Kompas[online].Tersedia:http://nasional.kompas.com/read/2014/05/07/0527140/Indonesia.Darurat.Kekerasan.pada.Anak [29 Mei 2014]

http://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan_terhadap_anak