MAKALAH
“KEKERASAN
DAN PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK-ANAK DI BAWAH UMUR”
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Disusun
Oleh : Nursyifa Maudina Hasanah
Tingkat/Kelas
: I/Akuntansi B
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
KUNINGAN
Tahun
2013/2014
Kata
Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan
kehadirat Illahi Rabbi atas segala limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Guna memenuhi tugas Mata
Kuliah Bahasa Indonesia
Terima kasih saya ucapkan kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah saya kali ini terutama
kepada Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia ibu Ida Hamidah yang telah banyak
membantu dalam penyusunan makalah saya kali ini
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen Mata Kuliah
Bahasa Indonesia saya meminta masukannya demi
perbaikan dalam pembuatan makalah saya
selanjutnya dan mengharapkan kritik serta saran yang dapat membangun dari
para pembaca agar makalah selanjutnya lebih baik lagi .
Kuningan,Mei
2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Anak
adalah anugrah titipan Tuhan Yang Maha Esa.Mereka adalah buah hati yang perlu
dijaga . Menjaga Anak bukan perkara mudah ,maka tidak heran jika orangtua atau
Pengasuh anak terkadang gerah dengan sikap anak yang rewel ,tidak bias diatur,
dan terkadang susah untuk mengerti secara langsung apa yang kita
katakan.Keadaan anak yang seperti ini terkadang memicu emosi para orang tua dan
orang –orang terdekat yang mengasuh anak,selain itu karena dorongan ekonomi
rumah tangga yang tidak stabil ,dan berbagai permasalahan yang tengah dihadapi
memicu orang tua dan orang-orang yang tengah
mengasuh anak menjadi stress ,akibatnya orang tua dan pengasuh anak
biasanya melampiaskan emosinya pada anak yang bahkan tidak mengerti apa-apa.
Banyak
berita di media saat ini tengah membahas kekerasan dan Pengaiayaan yang terjadi
hampir di seluruh penjuru Indonesia. Banyak penyebab dan faktor-faktor yang
mempengaruhi prilaku kekerasan dan penganiayaan yang terjadi pada anak-anak di
bawah umur.
Dalam
Makalah kali ini akan menjelaskan Masalah yang terjadi dan tengah di bahas
media masa yaitu mengenai “KEKERASAN DAN PENGANIAYAAN YANG TERJADI PADA ANAK DI
BAWAH UMUR”
1.2 RUMUSAN MASALAH
· Apa
saja kekerasan dan penganiayaan yang terjadi terhadap anak ?
· Bagaimana
dampak dan akibat dari kekerasan dan penganiayaan yang terjadi terhadap
anak-anak ?
· Berapa kasus Kekerasan dan penganiayaan yang telah
terjadi di Indonesia ?
· Bagaimana
cara mengetahui CIRI-CIRI anak yang menjadi tindak kekerasan dan penganiayaan ?
· Apa
saja cara untuk mencegah kekerasan yang terjadi pada anak di bawah umur ?
1.3 TUJUAN
· Mengetahui
apa saja kekerasan dan penganiayaan yang terjadi terhadap anak
· Mengetahui
dampak dan akibat dari kekerasan dan penganiayaan yang terjadi terhadap
anak-anak
· Mengetahui
berapa kasus kekerasan dan penganiayaan
yang telah terjadi di indonesia
· Mengetahui ciri-ciri anak yang menjadi tindak kekerasan
dan penganiayaan
· Dapat
mencegah kekerasan yang terjadi pada anak di bawah umur ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PEMBAHASAN MASALAH
Kekerasan
dan penganiayaan adalah tindakan menyakiti orang lain yang mengakibatkan adanya
luka baik secara fisik,maupun kejiwaan seseorang atau mengakibatkan kerugian
yang nyata terhadap kesehatan. Kekerasan dan Penganiayaan biasanya terjadi di
kalangan anak-anak di bawah umur karena anak-anak tidak dapat membalas
perlakuan yang telah ia dapati,lebih mudah di bujuk, lebih mudah untuk diancam
dan lebih cenderung pendiam dan malu serta takut untuk mengungkapkan kekerasan
dan penganiayaan yang telah di dapatinya.
Kekerasan
terhadap anak di sebut Child abuse. Jenis-jenis kekerasan pada anak,
yaitu kekerasan fisik dan kekerasan emosional. Kekerasan fisik adalah kekerasan
yang menyebabkan adanya luka fisik yang di dapati seorang anak karena
tendangan,pukulan,tinju,tamparan dan sentuhan lainnya yang menyakiti dan menimbulkan
luka pada fisik seorang anak.
Kekerasan
emosional yaitu kekerasan atau penganiayaan yang menyekiti hati, dan kejiwaan
serta menyebabkan emosional menjadi tidak stabil.Bentuk kekerasan emosional
yang terjadi pada seorang anak yaitu berupa ejekan, degradasi, perusakan harta
benda, penyiksaan atau perusakan terhadap hewan peliharaan, kritik yang
berlebihan, tuntutan yang tidak pantas atau berlebihan, pemutusan komunikasi,
dan pelabelan sehari-hari atau penghinaan
Salah satu
bentuk kekerasan yang menyangkut kekerasan atau penganiayaan fisik dan
emosional seorang anak yaitu Pelecehan seksual yang biasa terjadi pada anak di
bawah umur. Pelecehan seksual terjadi dan dilakukan oleh orang dewasa atau
remaja yang lebih besar dari anak-anak untuk memenuhi nafsu birahinya.
Pelecehan yang di dapati seorang anak memberikan luka fisik dan membuat
kejiwaannya terganggu dan tidak stabil untuk anak-anak di bawah umur dalam masa
pertumbuhan dan masa perkembangannya.
Kekerasan
pada anak merupakan fenomena yang kompleks dengan penyebab yang bermacam-macam.
Memahami penyebab kekerasan sangat penting untuk mengatasi masalah kekerasan
terhadap anak. Faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan pada anak antara
lain yaitu gangguan mental/kejiwaan yang di derita orang yang melakukan
kekerasan,tingkat kriminalitas, kemiskinan,pola asuh anak yang tidak baik,
pengaruh media massa,dan
riwayat penggunaan zat dan obat-obatan terlarang atau alkohol.
2.2. DAMPAK DARI
KEKERASAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR
Kekerasan
fisik dan emosional yang terjadi dan dilakukan oleh seseorang pada anak-anak di
bawah umur mempunyai dampak tersendiri bagi anak sebagai korban dari kekerasan.
Kekerasan
fisik yang terjadi kepada anak-anak biasanya menimbulkan dampak atau akibat
terhadap fisik anak sehingga fisik anak-anak yang menjadi korban kekerasan
biasanya mengalami memar, luka bakar, patah tulang, trauma kepala, cedera pada
perut dan cedera lainnya pada tubuh karena berbagai bentuk kekerasan yang di
dapatinya.
Kekerasan
Emosional yang terjadi kepada anak-anak yang menjadi korban kekerasan biasanya
mengalami trauma psikologis. Sebagian besar kasus kekerasan psikis atau emosi
menyertai kejadian tindak kekerasan fisik atau kekerasan seksual yang terjadi pada anak.
2.3
KEKERASAN DAN PENGANIAYAAN PADA ANAK-ANAK DI BAWAH UMUR YANG TERJADI DI INDONESIA
Berdasarkan berita yang terdapat dalam
BeritaKaltar.com Menurut penuturan Sekretaris Jenderal Komnas Anak
Samsul Ridwan pihaknya mencatat hingga tahun ini jumlah pengaduan kekerasan
anak sebanyak 3.023 kasus. Angka ini meningkat 60 persen dibandingkan tahun
lalu, yang hanya 1.383 kasus.Dari jumlah tersebut, 58 persennya atau 1.620
merupakan kasus kejahatan seksual terhadap anak. Jadi, jika dikalkulasi, setiap
hari Komnas menerima pengaduan sekitar 275 kasus.
Selain itu
Menurut data yang di peroleh dari
PKT-RSCM, dari tahun 2000 sampai 2009 terdapat 2330 anak yang mengalami
kekerasan seksual, terdiri dari 1206 (51,75%) kasus perkosaan anak perempuan,
964 (41,37%) kasus kekerasan seksual lain anak perempuan, dan 160 (6,88%) kasus
kekerasan seksual anak laki-laki. Komisi Perlindungan Anak Indonesia beserta
beberapa lembaga perlindungan anak lainnya melaporkan bahwa dari Januari sampai
Juni 2008 terdapat 21.000 kasus kekerasan anak, dan sebanyak 12.000 anak
(62,7%) merupakan korban kekerasan seksual. Korban terbanyak adalah anak usia
12-16 tahun, sedangkan pelaku terbanyak adalah orang yang tidak memiliki
hubungan keluarga dengan korban. Tempat kejadian tersering adalah di rumah.
Kasus
kekerasan anak di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
menyebabkan guncangnya keamanan di Indonesia bagi anak-anak terutama anak-anak
di bawah umur. Meningkatnya kekerasan kepada anak-anak yang terjadi di Indonesia
membuat Indonesia
tidak lagi aman terutama di mata para anak-anak dan orang tua sang anak.
|
2.4 CIRI-CIRI ANAK-ANAK YANG MENJADI TINDAK
KEKERASAN
Ciri-ciri
anak yang telah mengalami tindak kekerasan fisik dapat dilihat dari Luka yang
terdapat pada tubuh anak. Jika terdapat Luka yang tidak jelas di sebabkan karna
apa,anak mulai terlihat diam tak memberi penjelasan terhadap luka yang di
dapatinya atau lukanya tidak sesuia dengan cerita yang di berikan atau dengan
perkembangan anak,kecurigaan harus dilaporkan.Ketika anak sakit atau terluka,
orang tua akan membawa mereka secepatnya untuk diperiksa. Terlambatnya mencari
pertolongan medis meningkatkan kecurigaan ke arah penganiayaan atau penelantaran.
Memar adalah gejala yang paling sering ditemukan pada child abuse dan
dapat ditemukan di berbagai tempat di permukaan tubuh. Memar yang tidak
disengaja, dari trauma benturan adalah yang paling sering ditemukan pada
permukaan yang tipis di atas tulang seperti tulang kering, lengan bawah, dagu,
dan alis. Memar pada bokong, punggung, genitalia, telinga, dan telapak tangan
lebih jarang disebabkan karena kecelakaan. Anak dapat diracuni, dipukul,
dibenturkan, dibakar, digigit, dicakar, atau ditusuk. Dari bentuk, kedalaman
dan tipe luka dapat diketahui obyek yang digunakan. Tongkat, ikat pinggang,
tangan, atau alat lain meninggalkan tanda yang spesifik. Memar yang baru
biasanya berwarna biru, atau merah-keunguan. Memar yang sudah lama berwarna
kuning, hijau, atau coklat. Memar dengan warna yang beragam di permukaan tubuh
yang sama biasanya tidak sesuai dengan satu kejadian. Kulit yang gelap
menyamarkan memar.
Tanda anak
yang diabaikan (neglect) dapat berupa anak yang sering absen dari
sekolah, mencuri atau mengemis makanan atau uang, atau kurang terpenuhinya
kebutuhan perawatan gigi serta imunisasi. Anak juga sering terlihat kotor, bau,
dan merokok. Pada orang tua dapat terlihat orang tua yang depresi, berperilaku
aneh atau irasional, merokok, atau menggunakan obat-obatan.
Pada anak
perlu dipikirkan mengalami pelecehan seksual (sexual abuse) jika
terdapat perilaku seksual, gangguan tidur, timbul fobia, prestasi sekolah menurun, enuresis (mengompol), atau enkopresis
(BAB tidak pada tempatnya). Anak juga dapat mengeluh nyeri, gatal,
kemerahan, adanya sekret, atau perdarahan. Adanya kutu pada bulu mata juga
perlu dicurigai adanya sexual abuse. Bila dijumpai tanda dan gejala
seperti itu, segera periksakan ke dokter dan mencari pertolongan segera.
2.5
MENCEGAH TERJADINYA KEKERASAN TERHADAP ANAK-ANAK DI BAWAH UMUR
Kekerasan
yang terjadi Biasanya dilakukan oleh orang tua atau pengasuh anak yang memiliki emosional tinggi dan
masalah-masalah lainnya sehingga kekerasan pada anak merupakan tindakan
pelampiasan terhadap masalah yang tengah di hadapinya.untuk menghindarinya dan
mengontrol emosi dapat dilakukan cara terlebih dahulu yaitu :
·
Luangkan
waktu untuk diri sendiri.meluangkan waktu adalah cara tepat untuk mengontrol
emosi yang meluap.luangkanlah waktu
untuk tenang sejenak dan usahakan
jangan timpakan persoalan pada anak.
·
Berpikirlah
sebelum bertindak. Berfikir dengan pikiran jernih akan membantu anda dalam
melakukan berbagai tindakan yang di rasa akan berakibat buruk.
·
Minta
bantuan orang lain.Meminta bantuan orang lain atau saudara yang memahami
tahapan perkembangan anak dan dapat di percaya dapat membantu anda dalam
memahami dan mengasuh anak.
·
Perhatikan
acara televisi dan games yang anak Anda lihat. Maraknya film kekerasan dan
program TV dapat membahayakan dan mempengaruhi mereka.
Upaya mencegah kekerasan
terhadap anak, perhatikan:
·
Aktiflah
di komunitas Anda dan kenalilah tetangga Anda. Tawarkan uluran tangan
untuk mengurus anak-anak akan sangat membantu orang tua lepas dari ketegangan.
·
Menjadi
relawan pencegahan kekerasan anak
·
Memahami
dan mengetahui gejala atau ciri-ciri anak yang mengalami tindak kekerasan fisik
maupun kekerasan emosional.
·
Laporkan
jika Anda melihat kekerasan pada anak atau pengabaian anak.
·
Jika
Anda memiliki alasan mempercayai bahwa
anak telah mengalami kekerasan, laporkanlah kepada polisi.
·
Jangan
mudah percaya terhadap sikap orang-orang terdekat anak,usahakan sedikit menjaga
jarak anak dengan orang lain terutama orang-orang yang tak di kenal anak.
·
Memberi
pendidikan kepada anak mengenai sikap –sikap yang baik dan perlunya pengarahan
terhadap anak agar tidak sembarangan percaya ke pada orang lain.
BAB
III
KESIMPULAN
Anak
merupakan anugrah dan titipan. Menjaga dan mendidik anak merupakan tugas utama
para orangtua. Banyak anak yang telah menjadi korban dari kekerasan dan
penganiayaan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan emosional. Kekerasan fisik
dan kekerasan emosional biasanya dilakukan oleh orang-orang terdekat sang anak
baik orangtua,tetangga, teman bermain yang terbilang lebih tua bahkan orang
yang tak dikenal. Kekerasan yang di dapat sorang anak terutama anak-anak di
bawah umur biasanya menyebabkan beberapa dampak negatif bagi sang anak seperti
memar akibat pukulan,tendangan,tinju, dan lain-lain yang di sebabkan oleh
kekerasan fisik,dan kekerasan emosional seperti gangguan kejiwaan,selalu merasa
takut dan menjaga jarak kepada oranglain.
Anak-anak
yang mengalami kekerasan biasanya malu dan takut untuk mengungkapkan kekerasan
yang di dapatinya,untuk mengetahui ciri-ciri anak –anak yang telah mengalami
kekerasan dapat dilihat dari bekas luka yang di dapatinya dan tak wajar, selain
itu juga dari sikap anak yang tiba-tiba berubah menjadi pendiam,takut,sering
mengigau dan selalu menjaga jarak terhadap orang-orang yang biasa dekat
dengannya.
Cara
untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak yaitu dengan tidak
sembarangan mempercayai orang lain, melaporkan tindakan mencurigai jika yakin
bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan kekerasan, mengetahui ciri-ciri anak
yang telah terkena dampak dari kekerasan sehingga bisa lebih waspada,selain itu
memberi arahan yang mudah di mengerti oleh anak untuk tidak terlalu percaya
pada orang lain dan jika di rasakannya tindakan kekerasan maka laporkan
tindakan yang di dapatinya kepada kedua orangtua,sehingga orang tua dapat
mengambil tindakan atas kekerasan yang terjadi.
Daftar
Pustaka
Palupi , A.. (2014,07 Mei). “Indonesia Darurat Kekerasan pada Anak”. Harian Kompas[online].Tersedia:http://nasional.kompas.com/read/2014/05/07/0527140/Indonesia.Darurat.Kekerasan.pada.Anak [29 Mei 2014]
Rini,S. ( 2014,30 April). ”Bagaimana
Mencurigai Tindak Kekerasan pada Anak (Child Abuse)”.
Tersedia:http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/bagaimana-mencurigai-tindak-kekerasan-pada-anak-child-abuse.html
[29 Mei 2014]